Tuesday, November 23, 2010

UKD Siri 1: Al-Fahmu



bismillahirrahmaanirrahiim..

.Yang kami maksudkan dengan Al-Fahmu adalah:


Anda yakin bahawa fikrah (pandangan) kami adalah fikrah islamiyah yang solid dan tangguh, serta Anda memahami Islam seperti apa yang kami fahami dalam kerangka dua puluh landasan (al-ushuul al'isyruun)

(Hasan Al-Banna)


Tak ada perintah meminta tambahan seperti perintah meminta tambahan ilmu. Bahkan perintah itu diarahkan kepada Rasul pilihan SAW. Dan katakanlah: Ya Rabbi, tambahkan daku ilmu (QS. 20:114). Bagi Ashabul Kahfi, sesudah iman, tambahan nikmat berupa Huda (petunjuk) itu pada hakikatnya juga ilmu.

Kecuali efek kesombongan yang sebenarnya bukan anak kandung ilmu, seluruh dampak ilmu adalah kebajikan. Bukanpun ketika seseorang terlanjur salah jalan, ilmu mengambil peran pelurus. Ia selalu jujur, asal si empunya mau jujur. "Lewat beberapa masa, aku menuntut ilmu dengan motivasi yang salah, tetapi sang ilmu tak pernah mau dituntut kecuali kerana Allah", kata Al-Ghazali.

Tentu saja seseorang tidak harus mengumpulkan ilmu sebagai kolektor tanpa komitmen amal, kerana hal seperti ini dapat dilakukan oleh hard disk, disket, pita perakam atau mata pensil. Bagaimana ilmu menjadi serangkaian informasi yang mengantar penuntutnya kepada kearifan, itulah soal besar yang menjadi batu ujian para ulama. "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya ialah ulama." (QS. 35:28)

Dengan melihat hubungan dan kedudukan ilmu, nyatalah yang dimaksud dengan ilmu dan kemuliannya itulah ilmu nafi' (ilmu yang bermanfaat). Kerana itulah, seluruh kata ilmu (dalam Al-Quran dan hadis) maksudnya ilmu nafi', menurut Ibnu 'Athoillah. Selebihnya ia menjadi beban tanggungjawab dan penyesalan, kerana berhenti pada jidal (debat), mubahah (kebanggaan) dan alat menarik keuntungan dunia.

Ilmu selalu membuat si empunya semakin rendah hati, sensitif dan sungguh-sungguh.

Pemeliharaan Tradisi Keilmuan

Betapapun hebat perusakan yang dilakukan pasukan Tartar terhadap kita-kitab para ulama, itu menjadi tak bererti dibanding apa yang berkembang di dunia keilmuan. Darah daging ilmu telah membekas di hati para ulama. Seorang imam pergi musafir berbulan-bulan hanya untuk mencari satu hadis singkat. Seorang ulama produktif menulis di penghujung malam dan esoknya juru salin baru dapat menyelesaikan transkripnya dalam waktu 10 jam.

Tradisi keilmuan juga menyangkut etika pergaulan. Hampir tak ditemukan ulama yang datang ke pintu sultan kecuali ia penjilat atau seorang yang sudah sampai ke tingkat makrifat yang tinggi. Seorang alim yang zuhud menghindari sultan dan orang-orang kaya kerana takut fitnah dunia, sementara ulama yang arif billah (mengenal Allah) datang kepada raja, untuk menasihati dan mengingatkan mereka.

Harun Al-Rasyid meminta Imam Malik untuk menziarahinya, "agar anak-anak kami dapat ikut mendengarkan kitab Al-Muwattha," jelasnya. Dengan pasti ia menjawab, "Semoga Allah menjayakan Amirul Mukminin. Ilmu ini datang dari lingkungan kalian (Baitun Nubuwah). Jika kalian memuliakannya, ia jadi mulia dan jika kalian merendahkannya, ia jadi hina. Ilmu harus didatangi bukan mendatangi."

Ketika sultan menyuruh kedua puteranya datang ke masjid untuk mengaji bersama rakyat, Imam Malik mengatakan, "Dengan syarat mereka tak boleh melangkahi bahu jamaah dan duduk di posisi mana saja yang terbuka untuk mereka."

Sebagai Imam pembela sunnah yang sangat konsisten melaksanakannya, Imam Syafi'e sangat kukuh dalam argumentasi. Kepiawaiannya berdiskusi dilandasi keikhlasannya yang luar biasa. "Setiap kali aku berdebat dengan seseorang, selalu ku berharap Allah mengalirkan kebenaran dari mulutnya," begitu ujar Imam Syafi'e.

Ilmu antara Tahu dan Mahu

Apa khabar penghafal sekian banyak ayat, pelahap sekian banyak kitab dan pembahas sekian banyak qadhaya yang belum beranjak dari tataran tahu untuk bersiap menuju mahu? Siapakah engkau wahai pengendara yang menerobos larangan masuk kawasan berbahaya? Siapakah engkau yang diminta memilih antara madu dan racun, kurma dan bara, lalu dengan sedar melahap bara mencampak kurma, menenggak racun membuang madu? Alim, jahil atau sakitkah engkau? Siapakah gerangan engkau yang tiba-tiba menemukan diri berada di sebuah tempat yang nyaman dan membuatmu tak pernah berfikir untuk pergi, keran tuan rumah tempat kau tinggal tak pernah menagih rekening listrik, buah dan sayuran, kolam renang dan landasan pesawat, menu dan lahan berburu. Kau menikmatinya berpuluh tahun, namun tak pernah bertanya: Siapa pemilik rumah ini? Apa kewajibanmu di sana? Ke mana lagi engkau sesudah ini?

Engkau yang telah menghabiskan seluruh usia untuk penjelajahan ilmu yang memberitahukan berapa milion tahun umur dunia, bagaimana ketepatan peredaran bumi, matahari dan galaksi, ketepatan ekosistem dan karakter benda, lalu menuduh wahyu itu kuno, kerana telah melewati masa seribu empat ratus tahun? Tak punyakah engkau segenggam rasa malu untuk pergi mencari planet lain yang lebih muda? Seandainya engkau jumpai yang lebih muda, sedarkah engkau bahawa itu bukan ciptaanmu?

Siapakah engkau wahai penjaga kebun anggur yang disuruh menghantarkan untaian anggur, lalu pergi dengan lagak seperti pemilik kebun dan tak mau kembali lagi kerana si pemabuk telah mempesonamu dengan kepandaian mengubah anggur menjadi arak? Engkau tak punya secuil kearifan ahli ilmu.

Ilmu dan Kelapangan Wawasan

Berapa banyak pedang diperlukan untuk mengembalikan kaum Khawarij yang memecah belah jemaah (syaqqal asha)? Kaum ini sesat bukan kerana tidak solat, puasa atau jihad. Keras telapak tangan mereka dan menghitam dahi mereka lantaran sujud yang lama. Kurus badan mereka kerana puasa yang intensif. Saat pedang merobek perut dan memburai usus mereka, melompat kalimat yang menakjubkan, "ku bersegera kepadaMu ya Rabbi agar Engkau redha" (QS. 20:84). Bahkan ketika Rasulullah SAW ditanya tentang sifat mereka, beliau menjawab, "Kalian akan remehkan solat kalian dibandingkan dengan solat mereka dan puasa kalian dibanding dengan puasa mereka." Fiqh (kedalaman ilmu dan keluasan wawasan) tak menggenapi kehidupan intelektualitas mereka. Tapi Ibnu Abbas r.a cukup menggunakan ketajaman argumentasinya untuk mengembalikan satu pertiga dari sekian puluh ribu kaum pemberontak Khawarij. Oleh kerana itulah kaum Khawarij--dan aliran nyeleneh lainnya sepanjang zaman--selalu menghindari fuqaha yang mereka anggap selalu mematikan aspirasi dan membenturkan mereka dengan tanda tanya yang musykil. Belum terjadi apa-apa ketika sesepuh kaum Nabi Nuh a.s mengusulkan agar dibangun tugu-tugu peringatan di tempat biasanya duduk tokoh terhormat mereka; Wadda, Suwa, Yauq, Yaghuts dan Nasr. Barulah setelah generasi ini wafat dan ilmu telah dilupakan orang, maka tugu-tugu itupun mulai disembah.

Suatu hari Abu Hassan Asy Syadzili kedatangan rombongan tamu, para ulama dan fuqaha. Mereka sangat tersinggung ketika ia bertanya, "Apakah kalian orang-orang yang mendirikan solat?" Mereka menjawab, "Mungkinkah fuqaha seperti kami tidak solat?!" Dengan tenang dilayangkannya pertanyaan yang membuat mereka tersipu-sipu, "Apakah kalian orang yang bebas gelisah, bila ditimpa musibah, tidak putus asa, dan bila mendapat nikmat, tidak jadi bakhil?" (QS. 70:19-23)

Mengapa ulama akhirat tak pernah berkelahi dan ulama dunia tak putus-putus bertengkar? Kerana akhirat itu luas tak bertepi sedangkan dunia sangat sempit. Wajar bila ulama dunia saling bertabrakan.

Di antara kurnia besar datangnya Rasul penutup, mata dunia dibuka dan era akal sihat dimulai, bebas dari mitos-mitos dan manipulasi orang-orang pintar (baca: licik) ke atas rakyat yang lugu dan setia. Inilah tonggak peralihan daripada pengabdian manusia kepada sesama manusia, menuju pengabdian hanya kepada Allah sahaja.

Mungkin, kerana kekhasan Islam dalam menghargai ilmu dan akal sihat, secara khusus Syaikh Alawi Al Maliki membukan Simthud Durar (Untaian Mutiara), antologi sanjungannya kepada Rasulullah SAW dengan kekhususan ini:

Segala puji bagi Allah
yang telah melebihkan kita
Dengan Mustafa Nabi pilihan
yang mengagungkan pendidikan


Allahua'lam

[24112010 0200]
Ditaip semula daripada buku "Untukmu Kader Dakwah" tulisan Syeikhuna KH Rahmat Abdullah terbitan Pustaka Da'watuna.

0 shuriken:

Template by - paley_11 | Daya Earth Blogger Template