Monday, August 31, 2009

Siri 12: Para Pengikut Hasan Al-Banna Melakukan Pembaharuan

Bismillah...

Generasi abad ini dari kalangan para da'i di negeri Mesir menghidupkan kembali gambaran indah masa lalu itu, demi untuk membuktikan bahawa Islam yang telah melahirkan orang-orang besar itu tetap hidup kemampuan produksinya.

Imam Hasan al-Banna menggambarkan perihal teman-temannya dalam perkataan berikut:

Mata mereka masih tetap berjaga ketika orang lain tidur. Jiwa mereka penuh dengan kesibukan ketika orang-orang malas lelap dalam tidurnya. Seseorang di antara mereka tekun di pejabatnya mulai dari asar sampai tengah malam sebagai pegawai yang penuh dengan dedikasi dan sebagai seorang pemikir yang penuh dengan kesungguhan. Sepanjang bulan ia tetap seperti itu dan menjadikan pendapatannya sebagai pendapatan bagi jemaahnya, nafkahnya sebagai nafkah bagi dakwahnya dan hartanya sebagai sarana untuk meraih tujuannya. Sedang realiti kehidupannya mengatakan kepada anak-anak bangsanya yang lalai tentang pengorbanannya, "Aku tidak meminta kepada kalian atas dakwahku ini suatu upah pun; upahku tiada lain hanyalah dari Allah." [Ila Ayyi Syai'in Nad'un-Nas]


Subhanallah. Pengorbanan apakah lagi yang lebih besar dari pengorbanan dalam menegakkan ad-deen ini?

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Saturday, August 29, 2009

Siri 11: Para Pengikut Mazhab Hambali Memelihara Ciri Khas Ini

Bismillah...

Ibnul 'Aqil, seorang ulama Nahu dan ahli Fiqh pengikut mazhab Hambali merupakan sosok da'i yang hati dan pemikirannya bahkan mimpinya telah menyatu dengan dakwah. Keadaan ini terbaca jelas melalui ucapan Ibnu 'Aqil sendiri seperti berikut:

Sesungguhnya aku tidak menghalalkan diriku menyia-nyiakan satu saat pun dari usiaku. Manakala lisanku enggan melakukan diskusi atau dialog ilmiah dan mataku malas membaca, maka aku tetap mengaktifkan fikiranku sekalipun tubuhku istirehat terlentang. [Dzailu Thabaqatul Hanabilah, 1/146]


Perhatikanlah berapa jam dari waktu siang dan malam harimu yang kamu buang-buang dengan sia-sia?

Berkenaan dengan pekerti seorang syeikh ahli zuhud dan ahli fiqh bernama Muhammad Ibnu Ahmad ad-Dibahi, mereka mengatakan:

Ia tekun dalam ibadahnya dan melakukan kerja rutinnya dengan penuh kesungguhan. Ia menghabiskan seluruh waktunya untuk kebaikan. Kukuh dalam prinsip agama dan rajin memberi nasihat kepada saudara-saudaranya. Apabila seseorang melihatnya, ia pasti mengetahui petanda keseriusan dari wajahnya. [Dzailu Thabaqatul Hanabilah]


Memang demikianlah seharusnya ciri khas dan karakteristik para da'i di sepanjang zaman. Tanda kesungguhan mereka terbaca dari wajah mereka dan tidak akan luput dari penglihatan orang yang memandangnya.

Mereka tidak punya waktu bergurau, tertawa atau bermalas-malasan.

p/s kita bagaimana pula?

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Thursday, August 27, 2009

Siri 10: Tak Ada Waktu Luang

Bismillah...

Syaqiq al-Asadi wafat seiring dengan berakhirnya masa sebaik-baik generasi yang pertama, kemudian muncullah khalifah terpimpin yang kelima iaitu 'Umar ibnu 'Abdul Aziz berperan sebagai teladan.

Sejarah hidupnya diceritakan oleh isterinya iaitu Fatimah binti 'Abdul Malik melalui ungkapan berikut:

Ia telah mencurahkan semua waktunya untuk kaum Muslimin dan hatinya selalu memikirkan urusan mereka. Apabila sampai di petang hari sedang urusan siang ahrinya belum dapat diselesaikannya maka ia melanjutkan sampai malam hari.


Dengan demikian 'Umar telah membuat keteladanan bagi da'i Muslim apabila dia ingin bersikap jujur dengan dakwahnya dan menunaikan amanah yang dibebankan kepadanya.

Kejujuran seorang da'i ialah bilamana ia dapat menghidupkan kembali pola kehidupan 'Umar dan memusatkan perhatian dirinya untuk kepentingan kaum Muslimin. Ia tidak melakukan aktiviti keduniaan melainkan sekadar untuk memenuhi tuntutan memberi nafkah anak-anaknya. Lalu ia mencurahkan hatinya untuk urusan penting sehingga tiada yang terlintas di dalam benaknya kecuali memikirkan kepentingan dakwah.

Pernah teman-teman lama 'Umar datang kepadanya lalu mereka mengingankan agar 'Umar mengadakan suatu pertemuan dengan mereka guna bernostalgia seraya berkata:

"Seandainya engkau memberikan waktu luangmu untuk kami"
'Umar menjawab, "Di manakah ada waktu luang? Waktu luang telah pergi dan tiada waktu luang lagi kecuali di sisi Allah." [Thabaqat Ibn Sa'd 5/397]


'Umar mengajarkan hal ini kepada tiap orang yang menekuni bidang dakwah sesudahnya apabila teman-teman lamanya mengajaknya untuk membuang-buang waktu.

Orang sukses yang berkeliling berjalan kaki seraya membawa tas ilmu:

Murid-murid Imam Ahmad ibnu Hanbal dan para pengikut madzhabnya, sepeninggalnya sentiasa menggunakan berbagai alat peraga dalam aktiviti tarbiyah dan pembinaan mereka. Kerana sesungguhnya keadaan mereka sebagaimana yang dikatakan oleh ulama fiqh ahli nahu Ibnu 'Aqil:

"Kesungguhan telah menguasai diri mereka dan mereka jarang melakukan senda gurau"

Di antara murid-muridnya adalah al-Hafiz al-Imam seorang ulama fiqh, ahli zuhud dan ahli hadis iaitu Ishaq ibnu Mansur yang dikenal dengan panggilan al-Kausaj, guru Imam Bukhari, Imam Muslim dan ulama hadis lainnya. Ia tinggal di Naisabur, Khurasan lalu berangkat ke Baghdad dan mencatat dari Imam Ahmad banyak masalah fiqh lalu ia pulang ke Naisabur.

Setelah mendengar bahawa Imam Ahmad meralat sebahagian pendapatnya, maka ia memasukkan catatan itu ke ke dalam tas (beg) kemudian ia memanggulnya di atas bahunya dan pergi menemui Imam Ahmad dengan jalan kaki dari Naisabur ke Baghdad. Sebelum itu ia telah menulis komentarnya pada tiap-tiap masalah yang pernah ditanyakannya kepada Imam Ahmad. Setelah ia memaparkan hal itu kepada Imam Ahmad, ternyata Imam Ahmad mengakui kebenarannya dan merasa kagum dengan upaya yang telah dilakukannya. [Tazkirat al-Huffaz, adz-Zahabi 2/254]


Sedang seseorang di antara kita sekarangduduk di atas kerusinya dan di sebelahnya terdapat kitab Musnad Imam Ahmad yang telah dicetak, dikoreksi, dijilid dan dihiasi dengan tinta emas, akan tetapi ia malas membacanya.

p/s ana tengah duduk atas kerusi dan ada banyak kitab/buku kat sebelah ni tapi diri ini malas sekali nak membacanya. Allah...

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Tuesday, August 25, 2009

Siri 9: Benteng Tarbiyah Hasil Ciptaan Seorang Bani Asad

Bismillah...

Puncak yang tinggi telah didaki oleh seorang tabi'in ahli ibadah, ahli fiqh dan ahli hadis yang cemerlang iaitu Abu Wa'il @ Syaqiq Ibnu Salmah al-Asadi, hasil didikan empat Khalifah Rasyidin, Ibnnu Mas'ud, Sa'ad Ibnu Abi Waqqas dan sahabat-sahabat lainnya. Ia meninggalkan profesion dagangnya dan meninggalkan rumahnya, lalu di Kufah ia membangun sebuah benteng kecil yang cukup untuknya, kudanya dan senjatanya sahaja. Sepanjang usianya, ia selalu berjihad bila ada seruan jihad hingga tidak lagi mengenal bursa pasar yang dahulu ia terjuni dalam mu'amalahnya dengan orang-orang banyak. [diambil dari Kitab Ats-Tsiqah, Ibnu Hibban 108]

Ia benar-benar melakukan tajarrud sehingga dapat menghasilkan keturunan yang juga melakukan tajarrud, mengikuti jejaknya. Ia mengajari para da'i melalui sikapnya itu, cara memproduksi para tokoh sejati dengan menggunakan alat peraga iaitu dirinya sendiri sebagai pelakunya.

Abu Wa'il telah menghasilkan anak-anak didik semisal Sulaiman al-A'masy, Manshur Ibnul Mu'tamir, Hushain Ibnu 'Abdur Rahman, 'Amr Ibnu Murrah dan ulama lainnya yang menjadi para tokoh ahli hadis.

Sesungguhnya orang yang tidak memahami pendidikan ini pasti mengira bahawa membangun benteng seperti itu sama dengan cari muka dan riak, padahal ia tidak demikian!

p/s Mampukah kita menjadi seperti beliau?

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Monday, August 24, 2009

Siri 8: Hobi Mengangkat Beban Berat

Bismillah...

Seorang da'i yang cerdik selalu berlumba dengan teman-temannya untuk memikul urusan yang berat-berat sehingga nanti di hari perhimpunan dia menjadi seorang yang memiliki timbangan kebaikan yang sangat berat. Sebagaimana perlumbaan orang-orang Bani Nakha'i dalam Perang Qadisiyah.

Salah seorang sahabat dari kalangan mereka mengatakan:

Kami ikut dalam Perang Qadisiyah, maka banyak dari kalangan kami yang gugur sedang orang-orang yang gugur dari kalangan orang lain tidak banyak. Ketika 'Umar ditanya mengenai hal tersebut, beliau menjawab:

"Bahawa hanya orang-orang Nakha'i sematalah yang mampu menangani urusan yang besar-besar." [Al-Ishabah 1/28]


Tiada seorang pun di antara orang-orang yang ikut dalam Perang Qadisiyah melainkan mendapat musibah, akan tetapi hobi yang disukai oleh orang-orang yang menyeru manusia kepada Allah adalah berlumba untuk mengangkat beban yang berat-berat.

Subhanallah...

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Saturday, August 22, 2009

Siri 7: Kisah Orang Yang Berdebu

Bismillah...

Sahabat 'Abdullah ibnu 'Abbas ra. menceritakan perihal ketekunannya dalam menuntut ilmu. Ia menggabungkan antara sikap rendah hati dan sabar terhadap berbagai kesulitan menuntut ilmu dan menghimpun hadis, sehingga angin menaburkan debu ke tubuhnya. Ia melakukan hal itu kerana mengharapkan bisa mencium bau harum syurga dan melewati titian sirat tanpa hisab.

Berikut ini dengarkanlah pengalaman yang dialaminya sebagaimana yang dikatakannya:

"Aku selalu mendatangi sahabat-sahabat Rasulullah saw untuk menanyakan kepada mereka tentang sebuah hadis. Jika ada sebuah hadis yang sampai kepadaku dari seorang sahabat, maka aku mendatanginya dan jika dia sedang istirehat siang maka aku rebahkan diriku dengan beralaskan selendangku di depan pintu rumahnya, sedangkan angin menaburkan debu ke tubuhku. Kemudian orang yang ku tunggu itu keluar lalu berkata kepadaku, "Wahai anak paman Rasulullah saw, mengapa engkau sampai datang kepadaku padahal engkau tinggal mengutus wakilmu untuk memanggilku, maka aku pasti akan datang kepadamu?" Aku menjawab, "Tidak. Akulah yang lebih berhak untuk datang kepadamu" Lalu aku menanyainya tentang hadis itu."

[diambil daripada Thabaqat Ibnu Sa'd Jilid 2 m.s 368]

Padahal jika Ibnu Abbas ingin agar mereka membangunkannya, tentulah mereka mahu membangunkan orang yang dimaksud dan dia pasti merasa gembira dengan kedatangannya. Akan tetapi, semangat dan cita-cita itulah yang membuatnya senang mendengar suara angin dan terpaan debu yang mengenai tubuhnya.

Subhanallah...

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Wednesday, August 19, 2009

Siri 6: Memberi Bimbingan Membuat Tidak Dapat Tidur

Bismillah...

Orang yang berpekerti mendekati mereka adalah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. ketika ia berkata saat menjelang kematiannya:

"Demi Allah! Aku tidak pernah tidur sampai mimpi dan tidak pernah berilusi sampai lalai dan sesungguhnya aku benar-benar tidak pernah menyimpang dari jalan kebenaran."

Yakni, ia selalu sibuk dengan aktiviti memerangi orang-orang yang murtad dan menaklukkan beberapa kawasan. Tugas memikirkan dan menguruskan negara benar-benar telah melelahkan dirinya sehingga ia tidak pernah dapat lelap dalam tidurnya apalagi sampai mengalami mimpi. Gelaran "shiddiq" yang disandangnya terus bertambah meningkat selepas kewafatan Rasulullah saw hingga Allah mengurniakan kepadanya kewaspadaan dan kesedaran sekalipun saat ia mengalami kelelahan ini sehingga membuatnya terhindar dari lalai dan berangan-angan yang bukan-bukan.

p/s Tidak malukah kita kepada as-sabiqun awwalun?

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Saturday, August 15, 2009

Siri 5: Bicara Di Dalam Penjara

Bismillah...

Yusuf as. ketika dimasukkan ke dalam penjara tanpa dosa ternyata penjara dan sempitnya keadaan di dalamnya tidak memalingkannya dari kewajipan dakwahnya kepada Allah. Oleh kerana itu ia memanfaatkan kesempatan yang baik saat dua orang penghuni penjara bertanya kepadanya tentang tafsir mimpi yang dialami keduanya sebagaimana yang dikisahkan oleh firman Allah swt seperti berikut;

"Hai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?"
(QS Yusuf : 39)

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Friday, August 14, 2009

Siri 4: Bicara Saat Dalam Perjalanan Hijrah

Bismillah...

Pada kenyataannya seorang dai yang benar-benar menekuni bidang dakwahnya, tiada yang difikirkannya selain dakwahnya, tiada aktiviti yang dilakukannya selain demi dakwahnya dan tiada sesuatu pun yang ia kikirkan untuk dakwahnya, apakah itu jerih payah ataupun waktunya. Dan selamanya tiada sesuatu kesibukan pun yang dapat memalingkan dia dari tugas dakwahnya, sampai di saat yang paling genting, waktu yang sangat sempit mahupun kondisi yang paling rumit.

Demikianlah yang dilakukan oleh rasul kita, Muhammad saw. Ketika beliau dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah dengan ditemani oleh Abu Bakar Ash-Siddiq, baginda bersua dengan Buraidah Ibnul Hashib al-Aslami bersama dengan iringan kafilah kaumnya. Mereka bersua di tengah jalan antara Mekah dan Madinah lalu Nabi saw menyeru mereka untuk masuk Islam, hingga mereka pun masuk Islam.

Hal ini menunjukkan, bahawa Nabi saw tidak pernah melupakan tugas dakwahnya untuk menyeru manusia menyembah Allah, sekalipun beliau sedang dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah dan dikejar oleh kaumnya.*

* Usul al-Dakwah m.s 284

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Thursday, August 13, 2009

Siri 3: Malam dan Siang Tetap Berbicara

Bismillah...

Orang yang mula-mula mengajari hal ini kepada kita adalah para Nabi 'alaihimussalam. Lisan mereka selalu berbicara baik di malam hari mahupun di siang hari, baik secara terang-terangan mahupun sembunyi-sembunyi.

Allah SWT berfirman menceritakan perihal Nabi Nuh as:

"Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kepada kaumku malam dan siang"
(QS Nuh 71 : 5)

"Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka lagi dengan terang-terangan dan diam-diam."
(QS Nuh 71 : 8 - 9)

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Wednesday, August 12, 2009

Siri 2: Tinggi Dalam Kehidupan

Bismillah...

Kebebasan dan harapan.

Kebebasan yang menghancurkan belenggu-belenggu nafsu syahwat.

Harapan untuk meraih pahala dan percaya akan pertolongan Allah (kemenangan).

Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi mempunyai beban yang berat dalam timbangan perjuangan akidah. Kedua-duanya selalu disebut-sebut dalam sejarah tauhid yang panjang dan keduanya telah cukup melelahkan berbagai generasi para da'i mulai dari para nabi, para siddiqin, para rasyidin, para tabi'in hingga orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik sepanjang masa. Semuanya merasa senang dengan kelelahan dan mereka menolak kecuali ketinggian dalam kehidupan dan kita insyaAllah akan mengikuti jejak mereka.

Kelelahan mereka adakalanya kerana aktiviti rutin sehari-hari dengan memberi peringatan, menyampaikan berita gembira, menghimpun potensi dan mendalami pelajaran atau tidak tidur malam kerana mengurus kepentingan kaum muslimin.

Adakalanya kerana ketekunan dalam belajar dan menjelajahi gurun-gurun sahara untuk memperoleh suatu hadis atau pelajaran fiqih.

Di lain waktu adakalanya kerana terjun ke medan peperangan dan selalu merindukan jihad dan kematian yang tinggi (syahid).

Di lain waktu pula kerana kesibukan dalam berfikir dan membuat rencana.

Jika mereka beristirehat lalu merebahkan diri mereka dengan terlentang, hati mereka tetap hidup menyingkirkan fikiran yang sia-sia.

Semuanya itu telah diceritakan oleh sejarah agar para da'i sekarang mahu mengambil pelajaran daripadanya.

Bersambung


Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Monday, August 10, 2009

Siri 1: Rasulullah saw telah berseru, "Wahai orang beriman!"

Bismillah...

Ini merupakan siri kisah-kisah dari hiburan para da'i (pendakwah).

Bagi para aktivis gerakan Islam dan juga bagi orang-orang yang ada di sekitar mereka dari kalangan generasi muda, tidak sepatutnya bila mereka tidak ikut berangkat untuk meraih kesenangan akhirat dan tidak sepatutnya pula bila mereka lebih mementingkan diri sendiri daripada keperluan-keperluan dakwahnya.

Demikian itu kerana tidaklah sekali-kali mereka mengalami kehausan, kelelahan, kekotoran dengan debu di jalan Allah, mengucapkan satu kalimat yang membuat marah golongan-golongan sekular dan tidak pula mereka meraih suatu kemenangan atas orang-orang atheis melainkan dicatatkan bagi mereka amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.

Tidak pula mereka mengeluarkan suatu pengorbanan berupa kelelahan yang tidak bererti atau dicekam rasa takut yang luar biasa dan tidak pula mereka berkeliling ke suatu daerah atau mengunjungi suatu madrasah atau ke suatu universiti atau ke suatu kilang untuk berceramah melainkan dicatatkan bagi mereka pahalanya. Allah akan memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Bagaimana seorang da'i boleh merasa senang dengan istirehat sedang para pendahulu mereka telah mengajarinya sejak hari pertamanya untuk mendendangkan hal berikut;

"Di dalam hatiku selalu terdengan suara Nabi saw yang memerintahkan, "Berjihadlah, Berjuanglah dan lelahkan dirimu!"

"Dan berseru, "Menanglah, tuntutlah dan berlatihlah, Jadilah kamu selamanya orang yang merdeka lagi pantang menyerah!"

Bagaimana dia cenderung kepada rasa malas sedang teman-temannya selalu berseru;

"Kami selalu membangun dan pantang menyerah, kami pasti akan mati tapi kami pantang terhina!"

"Kami punya tangan dan mahu bekerja, kami punya hari esok dan harapan."

Sesungguhnya kebebasan seorang da'i dan cita-cita yang diyakininya, kedua-dua faktor inilah yang mendorongnya dengan kuat untuk berkorban dan banyak memberi.

Bersambung...

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...

Sunday, August 09, 2009

Perjalanan

Bismillah...

Bertemankan tekad,aku berangkat
Biarlah tanpa teman dan rakan
kerana tekad telah sebati dalam darahku
mengalir memenuhi setiap ruang badanku
Perjalanan itu jauh
penuh bahaya yang merintangi
adakah kau sedar?!
wahai jiwa yang sensitif
hidup ini adalah ujian
setiap gerak ada pertanggungjawaban
kau adalah mas'ulnya!
Ketukan-ketukan keras
membangkitkan aku
sedang jahiliah itu mengejarku
aku harus pantas
namun iman itu ada pasang surutnya
di manakah teman
untuk menemaniku sepanjang perjalanan?
Tekadku...tetaplah kau bersamaku

Kuchiyose no jutsu! Habis dah...
Template by - paley_11 | Daya Earth Blogger Template