Bismillah...
Semakin banyak amal, sepatutnya kita semakin rendah diri. Sebab "nature" amal yang benar itu akan menzahirkan rasa malu terhadap segala kekurangan kita. Tak ramai orang yang mampu jadi begini. Banyak yang tertipu dengan amal mereka (ghurur). Mereka rasa telah beramal banyak. Mereka rasa "lebih Islam" dari orang lain. Mereka rasa "superior" berbanding manusia lain. Mereka lupa asal kejadian mereka tetap sama. Air mani yang hina. Ini kerana mereka membandingkan amal mereka secara salah. Seorang pendakwah tak boleh membandingkan amal ibadatnya dengan orang awam. Jika seorang "orang awam" menjaga solat wajibnya berjemaah di masjid, da'i wajib jaga solat rawatibnya di masjid juga. Atau datang awal untuk i'tikaf, baca al-Quran, azan dll. Jika orang awam membaca al-Quran satu mukasurat sehari, da'i perlu at least satu hizb (rubu').
Jika seorang yang baik (soleh) tidak melaksanakan amar makruf nahi mungkar (dakwah) dikatakan sebagai ada "something wrong", aku berpendapat da'i yang sibuk melakukan dakwah tapi tidak menjaga amal (tidak soleh) itu "totally wrong". Mungkin orang yang something wrong tu belum diberikan hidayah oleh Allah untuk sama-sama dalam barisan da'i. Itu masalah hidayah yang kita tiada kuasa ke atasnya. Tapi jika seseorang yang mengaku da'i, telah dibukakan pintu hidayah untuk bersama barisan mujahidin, menghadiri liqa'-liqa' mingguan, daurah etc tetapi sangat minimal dalam beramal terutama amal-amal fardi (individu), lebih teruk dari orang yang something wrong. Islam itu tak akan tertegak melainkan selepas lahirnya individu yang mampu bermujahadah terhadap dirinya sendiri sebelum menyeru orang lain.
Al-Quran warning kita tentang perkara ini dalam ayat-ayat berikut; (2:44), (13:11), (61:2) dan (66:6). Sepatutnya bagi da'i yang dimutaba'ah untuk membaca al-Quran setiap hari peka akan hal ini. Seorang mursyid IM berpesan, "Aqim daulatal Islam fi qalbika, taqum fi 'ardhika" yang bermaksud tegakkan daulah Islam di dalam hatimu, maka Islam akan tertegak di sekelilingmu. Punca masyarakat menjauhi para da'i adalah sikap da'i itu sendiri. Mereka tidak menunjukkan contoh yang baik kepada orang-orang di sekeliling mereka. Masyarakat bukan bodoh untuk percaya kepada kata-kata yang manis berselang-seli dalil al-Quran dan hadis. Mereka mahukan contoh praktikal yang jelas dalam kehidupan sehari-hari para da'i. Once anda "dicop" sebagai da'i, maka setiap kelakuan anda akan diperhatikan dan dianalisis. Dan bila anda cuba mempraktikkan Islam dalam diri, sedikit demi sedikit anda akan menjadi ghurabaa' (asing). Sedikit kesilapan, walaupun sebagai manusia biasa, anda akan dikecam dan dikritik. Anda akan realize betapa sukarnya apabila masyarakat hilang kepercayaan kepada para da'i hanya kerana beberapa "kesilapan manusiawi" yang kita lakukan. Masyarakat bukan prejudis tapi apa yang mampu kita expect dari masyarakat seperti yang ada sekarang? Ibarat bangunan yang tinggi. Bertahun-tahun lama diperlukan untuk dibina namun cukup 5 saat saja untuk hancur runtuh bila gempa bumi.
Ingatlah para da'i! Kalian hanya salah satu dari mata rantai daripada mata rantai perjuangan yang panjang ini. Kalian hanya salah satu komposisi dalam batu-bata binaan bangunan dakwah yang agung. Jika kita ingin melihat roda perjuangan dakwah ini terus berpusing, kukuhkan mata rantai kita. Jika kita ingin bangunan dakwah yang ingin dibina kukuh menjulang ke langit dan memancarkan chakra-chakra "rahmatan lil 'alamin", maka pastikan batu-bata yang kita tempati dibuat dengan kukuh dan padat dengan komposisi yang tepat. Bahawasanya, jika kita tak ingin memelihara semua ini, dakwah ini akan tetap terus meluncur ke depan ke arah masa depan Islam yang gemilang dengan nur Ilahi. Allah akan menggantikan kita dengan kaum yang lain (5:54, 47:38). Kita pilih antara dua; menjadi kaum pengganti atau yang diganti.
Allahua'lam.
About Me
- ibnu yazid
- Taiping, Perak, Malaysia
- menulis untuk kurangkan stress dan tension
Label
- Bedah Buku (27)
- dari hati... (20)
- dari pena penulis... (74)
- Hadis (8)
- Hiburan Itu Indah (7)
- I Think (11)
- Islam dan Sains (3)
- isu-isu semasa Islam (15)
- Jihad (6)
- Karutan Ilmiah (12)
- ketidakpuasan hati (13)
- Lain-lain (25)
- Pembangun jiwa (15)
- pengalaman hidup (11)
- Self-Introspection (70)
- Sirah (4)
- suka hati aku nk tulis apapn (11)
- Tazkirah (34)
- Video (7)
- Video Tutorial (1)
Sunday, December 20, 2009
Masalahnya adalah kita
shinobi ibnu yazid on 22:20
jutsu dari hati..., dari pena penulis..., I Think, Self-Introspection
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blogosphere
-
-
-
-
Antara dua pilihan3 years ago
-
-
-
-
Cinta itu sentiasa ada persoalan …6 years ago
-
-
-
Jangan putus asa8 years ago
-
-
EXPRESS 201410 years ago
-
Beberapa Prinsip Dalam Menghukum10 years ago
-
MAHUKAN MP3?10 years ago
-
Menulis kembali11 years ago
-
Eh eh. Blog Usang.11 years ago
-
Knowledge VS Wealth11 years ago
-
AlQuran VS ASME11 years ago
-
-
Taat pada pemimpin yang zalim11 years ago
-
-
-
M U J A H A D A H12 years ago
-
JOM! RAIKAN FITRAH KITA12 years ago
-
Keagungan Sabar12 years ago
-
-
Gambaran Ustazyatu Alam (Satu Dialog)13 years ago
-
-
-
kuburan malam14 years ago
-
Tinta Da'awi14 years ago
-
Aku Pijak di Medan Bumi14 years ago
-
The Divine Book15 years ago
-
-
-
-
2 shuriken:
Nice post!
*hizb tak sama dengan rubu'..kan,kan.
afwan, silap sket di situ :)
1 rubu' = 1 maqra'
1 hizb = 4 rubu' @ 1/2 juzu'
so, at least 1 rubu'.
Post a Comment